MALANG, KOMPAs.com - Sebanyak 6 klub dari ISL, dan empat klub dari LPI, dinilai layak dikatakan klub profesional. Klub tersebut sudah memenuhi lima syarat yang ditetapkan oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin, saat hadir dalam seminar sepak bola yang digelar Jurnalis Malang (Jurma) di Hotel Ubud, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (8/8/2011).
Menurut Djohar, enam klub dari ISL tersebut antara lain, Semen Padang, Persib Bandung, Pelita Jaya, Deltras, Arema Indonesia, dan Sriwijaya FC. Sedangkan klub yang layak masuk klub profesional dari LPI adalah, Persema Malang, PSM Makkassar, Persibo Bojonegoro dan Persebaya 1927.
"Itulah klub yang kemungkinan layak jadi klub profesional. Dari ISL ada 6 klub, dan dari LPI ada 4 klub. Itu yang memenuhi lima syarat dari AFC itu," jelasnya, di depan para peserta diskusi.
Lima syarat yang menjadi ketentuan klub profesional itu adalah aspek legal, finansial, administrasi personal, supporting dan infrastruktur. "Dari lima syarat tersebut terlihat sudah dipenuhi dan dimilik oleh klub tadi itu," katanya.
Lebih lanjut Djohar mengatakan, bagi klub yang tak siap memenuhi syarat tersebut, tak ada tawar menawar lagi. "Ya harus rela menjadi klub amatir. Kalau siap ya berarti siap menjadi klub profesional," katanya.
Djohar menegaskan, kalau klub ISL tak ada dana silahkan bergabung atau marger dengan klub di LPI. "Karena LPI siap jadi pemilik saham, dan tak masalah namanya tak disebut. Ini sudah ada klub yang melakukannya," katanya.
LPI, kata Djohar, sudah amanat dari FIFA agar tetap diakomudir. Karenanya, LPI dan ISL sama-sama berada di naungan PSSI.
"Ke depan, tak memukirkan kubu ini dan itu. Tapi bagi klub yang siap jadi klub profesional, ya harus memenuhi syarat itu," tegasnya.
Sebenarnya, kriteria dari AFC itu sudah tiga tahun lalu yang disampaikan ke Indonesia, namun tak diperhatikan.
"Akhirnya, kami yang jadi korban. klub yang ada saat ini juga jadi korban. Saya tegaskan lagi, itu bukan syarat dari PSSI, tapi AFC. Kalau Indonesia tak mau ikut itu, maka harus rela menerima sanksinya," katanya.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin, saat hadir dalam seminar sepak bola yang digelar Jurnalis Malang (Jurma) di Hotel Ubud, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (8/8/2011).
Menurut Djohar, enam klub dari ISL tersebut antara lain, Semen Padang, Persib Bandung, Pelita Jaya, Deltras, Arema Indonesia, dan Sriwijaya FC. Sedangkan klub yang layak masuk klub profesional dari LPI adalah, Persema Malang, PSM Makkassar, Persibo Bojonegoro dan Persebaya 1927.
"Itulah klub yang kemungkinan layak jadi klub profesional. Dari ISL ada 6 klub, dan dari LPI ada 4 klub. Itu yang memenuhi lima syarat dari AFC itu," jelasnya, di depan para peserta diskusi.
Lima syarat yang menjadi ketentuan klub profesional itu adalah aspek legal, finansial, administrasi personal, supporting dan infrastruktur. "Dari lima syarat tersebut terlihat sudah dipenuhi dan dimilik oleh klub tadi itu," katanya.
Lebih lanjut Djohar mengatakan, bagi klub yang tak siap memenuhi syarat tersebut, tak ada tawar menawar lagi. "Ya harus rela menjadi klub amatir. Kalau siap ya berarti siap menjadi klub profesional," katanya.
Djohar menegaskan, kalau klub ISL tak ada dana silahkan bergabung atau marger dengan klub di LPI. "Karena LPI siap jadi pemilik saham, dan tak masalah namanya tak disebut. Ini sudah ada klub yang melakukannya," katanya.
LPI, kata Djohar, sudah amanat dari FIFA agar tetap diakomudir. Karenanya, LPI dan ISL sama-sama berada di naungan PSSI.
"Ke depan, tak memukirkan kubu ini dan itu. Tapi bagi klub yang siap jadi klub profesional, ya harus memenuhi syarat itu," tegasnya.
Sebenarnya, kriteria dari AFC itu sudah tiga tahun lalu yang disampaikan ke Indonesia, namun tak diperhatikan.
"Akhirnya, kami yang jadi korban. klub yang ada saat ini juga jadi korban. Saya tegaskan lagi, itu bukan syarat dari PSSI, tapi AFC. Kalau Indonesia tak mau ikut itu, maka harus rela menerima sanksinya," katanya.
No comments:
Post a Comment